Nama anak berusia tiga tahun itu Kekal. Kekal Harapan Bunda. Matanya bulat. Badannya gemuk sehat. Rambutnya tegak-tegak berwarna hitam legam yang cukup lebat. Wajahnya penuh senyum. Kala itu aku bertemu ibunya yang memakai gamis putih dan kerudung hijau motif kotak-kotak yang bahannya agak tebal menyerupai pashmina. Usia ibunya 24 tahun waktu itu, kalau tidak salah.
Ibunya mengenalkan Kekal pada kami, "Ini Kekal, itu kendaraannya." Sambil menunjuk pada sepeda yang bodonya mirip kuda-kudaan di pinggir tembok. Wajah Ibu Kekal menyenangkan, meski kuakui cukup sendu. Wajah yang ramah senyum namun terkadang menahan perasaan sedih setiap bertemu dengan pertanyaan, "Ayah Kekal di mana?".
Bukan. Bukan ia sedih jika harus menjawab pertanyaan orang lain tentang itu.
Ini tentang perasaannya yang membenak, bagaimana jika Kekal sudah paham dan menanyakan pertanyaan itu dengan sungguh-sungguh. Ah, bagaimanalah menjelaskannya sembari menatap mata bulatnya?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar