kita kembali mengenang banyak hal yang kita lalui dalam perjalanan. bukan soal kitanya. tapi orang yang kita masing-masing ingat sepanjang perjalanan. yang barangkali ingin kita ajak. yang barangkali ingin ia membersamai. tapi lagi-lagi. suatu hari seseorang pergi, lalu tiba-tiba ia ada di mana-mana. kita menyebut sosok-sosok yang pergi tanpa kita tahu kabarnya lagi. mereka pergi, kita menerimanya tapi begitu kita menyadari mereka pergi, mereka justru muncul di mana-mana.
agustus 2016
***sekian jenak berlalu. hari ini aku yang pergi. tapi frase itu kembali berlaku; untukku, bahkan yang pergi. maka frasenya menjadi; suatu hari aku pergi, tapi seperti tidak ke mana-mana. betapapun pemandangan indah di depan, terjal jalan dilalui, banyak orang baru dikenali, pengalaman yang mengasyikkan, aku seolah tidak ke mana-mana. isi kepalaku terpaut satu. mengambil alih dominasi pikiran-pikiran. menggelayuti sudut yang harusnya bisa kuisi dengan apapun hal baru yang kuindra.
bahwa betapa banyak hal yang ternyata ingin kuceritakan.
dan kutanyakan.
agustus 2018
***keduanya sama
untuk berujung pada; halo, apa kabar?
yang urung disampaikan
*sebenarnya aku ga ingin menambahkan notes ini, tapi daripada salah kaprah.
bias-bias kata ini mencampurkan nyata dan imaji, juga tebakan akan empati terhadap orang lain
(sok memosisikan merasakan perasaan orang lain) yang bisa jadi juga salah
ini sering ad pada tulisan-tulisanku tanpa aku menulis note ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar