gambar dari sini |
Judul Buku : Chocoblood; Saat Cokelat Senilai Darah
Penulis : Adam Endraprianto
ISBN : 978-602-242-074-3
Penerbit : DAR! Mizan (PT Mizan Pustaka)
Ketebalan : 168 halaman
Ukuran : 19,5 cm
Kekacauan terjadi di kota Bogor. Sekelompok
organisasi mengincar dan menyerang Fitri. Kehidupan tenang Fitri dan
tunangannya, Indra 3 hari menjelang pernikahannya pun tiba-tiba menjadi serba
menegangkan. Hal ini bermula sejak peluru mengenai bahu Fitri sehingga membuatnya
dilarikan ke rumah sakit. Setelah masuk ke rumah sakit, penyerangan tak
berhenti dilakukan. Fitri tetap diincar oleh organisasi tersebut. Bahkan walaupun
klien yang meminta dilakukannya pembunuhan terhadap Fitri sudah tertangkap
polisi karena teribat dalam kasus pembunuhan yang terjadi di rumah sakit yang
sama dengan rumah sakit tempat Fitri dirawat, anehnya organisasi bayaran ini
tetap akan melakukan rencana pembunuhan terhadap Fitri. Alasannya? Hanya ‘chief’
yang tahu. Pimpinan organisasi ini tidak mau memberitahukan alasannya pada
siapapun.
Tak dinyana, beberapa anggota
organisasi berniat mengkhianati organisasi dan memilih menyelamatkan nyawa
Fitri. Sang ‘chief’ yang mengetahui hal ini pun segera bertindak cepat. Ia menantang
Gin, salah seorang anggota yang berkhianat, untuk mengalahkannya. Polisi yang
mengetahui kasus ini pun segera menyelidiki. Alhasil, kejar-kejaran antara
polisi, ‘chief’ dan pengikutnya yang masih setia padanya, serta Gin selalu
dipenuhi dengan baku tembak. Apa yang sebenarnya dikejar oleh ‘chief’ alias
pimpinan organisasi ini dari Fitri sehingga ia mati-matian mengincarnya?
Benarkah alasannya hanya demi resep cokelat mendiang Ibu Fitri dahulu?
***
Membaca novel thriller karya Adam
ini akan membuat kita begitu sering membayangkan suasana teror layaknya di
film-film thriller Hollywood. Tak jarang dapat ditemui adegan baku tembak
maupun kejar-kejaran antara mobil polisi dan penjahat dalam bukunya. Dalam usia
yang cukup belia (usia Adam saat ini sekitar 15 tahun), penulis dapat membuat
cerita dengan tokoh utama orang dewasa disertai latar teror yang ada dalam
suasana kecemasan dan ketegangan.
Alur pada novel ini sudah cukup
rapi. Hanya saja untuk ukuran novel thriller, cerita yang Adam susun masih kurang
detail. Padahal dalam novel thriller, detail akan menciptakan suasana tegang
yang akan membuat pembaca turut serta masuk ke dalam cerita. Kurangnya detail
ini juga membuat tulisan jadi terkesan buru-buru. Hal ini akan menyebabkan
pembaca merasa terengah-engah ketika membacanya, karena dalam pengejaran
penjahat, tokoh utama nyaris tak ada istirahatnya. Sekalipun keadaannya memang
begitu, penjabaran cerita yang lebih detail akan membuat pembaca merasakan
segala tindakan cepat tokoh berada pada ritme yang cukup lambat sehingga
pembaca dapat menikmati alur cerita dan memberikan efek lebih terbawa suasana.
Dalam novel ini, penulis dapat
menutup cerita dengan pesan yang amat manis. Pesan inilah yang merupakan inti
besar dari cerita dan dapat di ambil hikmahnya oleh para pembaca. Pesan ini
juga menunjukkan bahwa cerita thriller tidak selalu berisi tentang teror,
kejahatan, adegan baku tembak, serta pengejaran pelaku kejahatan, tapi juga
dapat memuat pesan di dalamnya.
Buku ini cocok untuk di baca oleh
remaja seusia pengarangnya atau kisaran usia SMP-SMA. Melalui novel ini
diharapkan para pembaca dapat mengambil pelajaran yang telah disisipkan oleh penulis
dan dapat mengaplikasikannya di kehidupan nyata. Salut untuk Adam sebagai
penulis yang dapat menyelesaikan novel ini sebagai karya perdananya^^!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar