Sampai pada suatu hari Ummi gorengin bakso buat Fahri sama Fatih. Bakso yang digoreng ini ukurannya masing-masing dipotong dulu, jadi per buah udah ukuran 1/2.
Kemudian bakso jatah Fahri udah habis. Sedangkan Fatih belum. Sisa empat buah (bakso ukuran 1/2) di piringnya.
Ummi : "Fatih udah nggak mau?"
Fatih : "Enggak, Mi."
Ummi : "Kasih Mas Fahri, ya?"
Fatih : "Yaudah deh Mi buat Mas Fahri aja."
Ummi pun udah mau ngasih baksonya buat Fahri, sampai kemudian Fatih ngomong lagi.
Fatih : "Dipotong-potong dulu deh Mi baksonya. Satu-satu dipotong-potong jadi dua aja." *(jadi ukurannya masing-masing 1/4 maksudnya)
Ummi : "Lho, kenapa ? Fatih masih mau?"
Fatih : "Enggak, Mi. Biar Fatih dapet pahalanya delapan puluh." *ngebayangin wajah polos anak ini
Ummi senyum, jelas gemes banget sama anak ini.
Ini cerita udah lumayan lama. Saya sendiri diceritain pas liburan kemarin. Jadi dalam kenyataannya mungkin redaksi kata-katanya ada yang beda, tapi insya Allah inti ceritanya tetap sama.
Mungkin Fatih emang itung-itungan jadinya, tapi secara logika, walapun masih kecil, Fatih ngerti kalau makin banyak berbagi, maka kita akan semakin banyak dapet kebaikan dari Allah. Meski ya emang aplikasinya kelihatannya kecil banget, cuma bakso yang kalo dipotong-potong lagi pun nggak akan nambah total pemberiannya.
Hayo, kita yang udah gede dan ngerti prinsip berbagi yang dijanjiin Allah ini, masih suka pelit dan perhitungan nggak?
"Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir terdapat seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui." (QS. Al Baqarah : 261)
btw, mungkin dengan mengajarkan hal seperti ini belajar Matematika buat anak kecil akan terasa lebih menyenangkan #eh #salahfokus
Renungan buat diri sendiri juga
kangen kamu, Dek :')
Tidak ada komentar:
Posting Komentar