Rabu, 12 Juni 2019

Berdamai dengan Perubahan

Barangkali, hal yang tidak berubah adalah adanya perubahan itu sendiri.

Suasana hati bisa berubah, mulanya senang, tetiba sedih. Mulanya bahagia, tiba-tiba diuji dengan hal yang tak menyenangkan.

Perasaan juga. Senang jadi kesal. Maklum jadi keluh. Harap jadi ragu. Benci tapi rindu. Perasaan-perasaan tak menentu.

Siang dan malam berubah dalam hitungan waktu. Dalam hitungan detik, yang dirasa di hati mudah sekali terbolak-balik.

Manusia juga bisa berubah. Tadinya keras jadi lembut. Tadinya apa-apa dicounter, belajar jadi sabar. Tadinya diam, lalu bicara banyak. Tadinya menyepelekan, lalu menganggap penting. Tadinya melanggar lalu taat.

Isi kepala pun demikian. Untuk hal-hal yang sama, kadang bisa jadi pikiran banget, kadang biasa aja-bahkan bisa jadi masa bodoh.

Penerimaan juga bisa berubah. Awalnya heran jadi wajar. Awalnya menerima, jadi tak suka.
Di dunia ini, hal-hal bergerak. Berpindah. Berubah. Hal-hal yang terjadi menimpa adalah ketentuan, responnya-penerimaannya-kita yang tentukan.

Jadi, kalau ada hal yang membuat hati runyam, tenang saja. Terima. Kelak itu akan Allah ganti, insya Allah. Tidak akan lama. Nikmati saja sebagai fase kehidupan. Apa yang terbit akan tenggelam. Apa yang tenggelam, kelak akan terbit.

Dalam segala musim, Tuhan selalu penyayang.*
Dalam segala badai kehidupan, Tuhan selalu mendengar.
Dalam segala kecamuk perasaan, Tuhan selalu menawarkan peluk.

*dari buku Ayat-Ayat Cinta

Fitri, yang merasakan perubahan
ikut bahagia di pagi hari
lalu jadi sedih sekaligus kesal sorenya
dunia berputar, perasaan juga
semoga hal-hal baik tidak akan terganti dengan yang buruk

dunia sementara.
fokus saja sama yang selamanya.
:)
jangan berubah, kecuali jadi lebih baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar