Rabu, 19 Juni 2019

Merenungi Kata Cukup

Tadi pagi, 6.35, menjelang dhuha sebelum berangkat. Tetiba saja aku merenungi kata cukup. Merenugi semua fase perjalanan hidup. Merenungi masa sekolah, masa kuliah, masa bekerja. Merenungi lingkungan yang aku syukuri, dua terutama selain keluarga, lingkungan di Insan Cendekia dan lingkungan bekerja. Merenungi pertanyaan tentang ponselku, merenungi apa yang aku cermati saat bersua dengan teman seatap asrama yang bekerja di ibukota Sabtu lalu. Merenungi persepupuan, merenungi teman-teman dan wawasan mereka, merenungi perkembangan dunia hari ini. Mengingat apa yang temanku tulis di buku tahunan tentang diriku.

Tiba-tiba saja, aku perlu berusaha menahan agar tangisku tidak keluar. Betapa Allah baik sekali sama aku. Keluarga, lingkungan, hal-hal yang entah karena apa Allah beri. Hal-hal baik yang juga barangkali sebenarnya ujian. Hal-hal yang membuat aku utuh. Hal-hal yang memberi definisi dan makna cukup bagiku hingga hari ini.

Lalu aku dhuha. Di tengah shalat, aku tak mampu menahan air mata. Mensyukuri segala hal yang dengan baik hati Allah beri. Mensyukuri segala hal yang Allah buat aku tumbuh di dalamnya dengan pengertian yang baik soal kata cukup. Menyadari bahwa karunia untuk selalu diarahkan ada pada kebaikan, ditumbuhkan dalam lingkungan yang baik, adalah kehendak Allah yang tak pernah aku bayangakan bisa ditukar dengan apa. Berharap semoga banyak hal baik itu Allah jaga, hingga nanti-nanti. Hingga cukup bekal selama di dunia mengantar ke surgaNya.

Terima kasih, Allah.
7.47-17 menit lalu sampai Badr
dan menulis ulang ini ternyata masih membawa perasaan haru yang sama
Semangat Fitri :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar