Sabtu, 06 Oktober 2012

Perahu Kertas #part2

--
"Dear Neptunus, aku mencintainya.
Di depannya aku menjadi diriku sendiri seperti airmu yang selalu membawa semua pesanku.
Dia pun begitu, membuatku hanyut oleh sorot matanya.
Membuatku lupa oleh kesederhanaan suaranya sampai aku tak bisa katakan apa-apa padanya.
Bahkan untuk sekedar bilang rindu.. atau butuh.
Banyak yang nggak ngerti, lalu terluka dan saling menyalahkan.
Karna itu aku takut bicara tentang hati.
Maka kutuliskan saja. Lalu kusimpan dan mungkin ku kirimkan ke..
Entah kemana.."
--
“Keheningan seakan memiliki jantung. Denyutnya terasa satu-satu, membawa apa yang tak terucap. Sejenak berayun di udara, lalu bagaikan gelombang air bisikan itu mengalir, sampai akhirnya berlabuh di hati.”
--
“Kamu hebat,” decaknya, “itu memang keajaiban. Saya bisa merasakan, anak-anak tadi nyaman banget dengan diri mereka sendiri. Kamu berhasil memancing karakter mereka keluar. Mereka jadi percaya diri, punya harga diri. Punya kebanggaan”
--
Hati tidak pernah memilih.
Hati dipilih.
Karena hati tidak perlu memilih.
Ia tahu kemana harus berlabuh
--
“Pada akhirnya, tidak ada yang bisa memaksa. Tidak juga janji, atau kesetiaan. Tidak ada. Sekalipun akhirnya dia memilih untuk tetap bersamamu, hatinya tidak bisa dipaksa oleh apa pun, oleh siapa pun.”
--
“Gy, jalan kita mungkin berputar, tetapi satu saat, entah kapan, kita pasti punya kesempatan jadi diri kita sendiri. Satu saat kamu akan jadi penulis dongeng yang hebat. Saya yakin”
--
“Kamu ingin menjadi sesuatu yang bukan diri kamu dulu, untuk akhirnya menjadi diri kamu yang asli, begitu?”

“Aku harus bisa mandiri, punya penghasilan yang jelas, baru setelah itu.. TER-SE-RAH. Aku nggak tahu kamu selama ini ada di planet mana, tapi di planet yang bernama Realitas ini, aturan mainnya ya gitu”
--
“Kenangan itu hanya hantu di sudut pikir, selama kita diam selamanya dia tetap jadi hantu, ga akan pernah jadi kenyataan”
--
“Kadang-kadang langit bisa kelihatan seperti lembar kosong. Padahal sebenarnya tidak. Bintang kamu tetap di sana. Bumi hanya sedang berputar.”
--

Diantara miliaran manusia pasti tuhan mempunyai alasan mengapa kau & aku dipertemukan
--
Apa yang orang bilang realistis, belum tentu sama apa yang kita pikirkan. ujung ujungnya kita juga tau kok, mana yang diri kita sebenarnya, mana yang bukan diri kita. Dan…kita juga tau apa yang kita pengen jalani
--

2 komentar: