Minggu, 24 Juni 2018

Monolog 31 Mei 2018

Hari ini menote sesuatu, yang baru dijabarkan hari-hari setelahnya. Sebagaimana selftalkku di hari sebelumnya. Ada empat poin yang aku catat di google keep. Tapi ndak tau nanti merangkainya juga kayaknya ngga poin per poin.

Pertama, soal mengelola kekecewaan. Ada buku lama, second, dan langka yang aku incar belinya. Aku keep terus di cart dan ngga aku mulai-mulai proses bayarnya karena harganya lumayan :" jadi seacam nunggu promo gitu. Tapi finally, aku keduluan orang belinya. Kecewa sih, sampai beberapa hari masih kerasa heuheu. Berusaha mengalihkan harap emang agak sulit, konsep bukan rezeki saya emang perlu dikuatin. Dan juga ditambah penguatan dari kajian apa gitu yang awalnya buan tentang rizki sih, tapi ustadnya sempet bilang, kalau kita pengen sesuatu dan hars kelaksana, jangan-jangan itu hawa nafsu. Yah hari-hari kedepannya cukup berjuang sih mengurangi rasa kecewa itu. Ndakpapa fit, belajar.

Lalu aku juga belajar soal mengelola emosi. Kalau tanggal 30 aku sempat bilang aku berusaha untuk selalu tersenyum, ternyata, it is not as easy as that. Haha, kita emang akan diuji dengan hal yang kita perlu belajar darinya, ya. Hari ini aku berangkat dengan perasaan kesal, lupa juga sih sekarang mah keselnya kenapa. Sampai kantor, awal-awal masih irit bicara dan fokus sama diri sendiri. Tapi lambat laun, percakapan menunjukkan bahwa dibutuhkan respon dan perhatian lebih. Akhirnya aku belajar untuk mendrive hati dan emosiku agar bisa memberi respon yang lebih positif dan proaktif. Di kantor, aku juga ketemu sama manusia dan kita berurusan satu sama lain. Mau sampai kapan perasaan bt yang aku bawa dari rumah berefek pada orang lain (ini ternyata aku note bener tgl 31 itu dengan kata-kata inti yang serupa). Ini sulit, tapi somehow ada masa orang lain butuh kita dan ga mungkin kita jadi ga respon. Lah saya yang awalnya kesel, kenapa bawa-bawa dan merugikan orang lain. Dan selanjutnya setelah saya berusaha memberi tanggapan, ternyata jadi lega juga sih. Perasaan keselnya hilang sedikit demi sedikit.

Selanjutnya aku belajar soal make something clear as soon as possible. Ketika ada hal-hal yang belum jelas, konfirmasi segera. Walau menguras emosi buat konfirmasinya, pastikan apa yang kita perlu tau (ini bukan konteks kepo, konteksin kerjaan aja), pastikan dengan drive kia sendiri, bukan menunggu dikasih tau sama orang lain. Karena miskom itu berat, efeknya bisa jangka panjang. Ya keselnya, suuzonnya. Jadi, bakal tambah capek kalau gini terus. Pastikan sesuatu cler agar tidak menimbulkan asumsi bahkan suuzon. Di sisi lain, jika konfirmasi itu cukup menguras energi juga, sabar. Miskom bisa lebih menguras energi.

Terakhir, jangan menghindari masalah. Selain karena Allah ga akan ngasih masalah kecuali Allah mau kita belajar darinya, Allah ga akan melepas hambaNya dari suatu ujian kalau hambaNya belum lulus ujian itu. Karena ya Allah pengen kita belajar dan lulus untuk hal yang sama. Walau case ujiannya berbeda, kita bakal ketemu masalah yang sama sampai lulus. Selain ittu semua, menghindar juga ndak akan menyelesaikan masalah. Apalagi kalau masalahnya sama orang yang frequent ditemuin.

Empat hal besar ini yang aku tulis di googlekeep 31 Mei lalu. Semoga bisa jadi reminder buat diri sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar