Minggu, 24 Juni 2018

Waktu Orang Dewasa

Waktu itu puasa, sore-sore.
Fatih sulit diminta mengaji. Maunya main dan main. Diminta mandi juga sulit.
Habis mandi masih tidak mau mengaji, lalu kubujuk-bujuk baca buku cerita, daripada main game atau nonton kan --". Awalnya nggak mau, alhamdulillah lama-lama mau. Bukunya second, kubeli online karena dulu aku punya kesan mendalam terhadap buku itu semasa main ke rumah sepupu abi dan sepupuku. Kalau pernah tau sesuatu yang bagus tu rasanya kayak pengen semua orang tau dan ikutan baca. Kelak, ingin kujadikan inventaris perpustakaan anak yang kubuka (aamiin).

Dan, bahagia itu sesederhana dia juga tertarik sama bukunya. Bahkan selanjutnya bisa dibilang, ia merepotkan. Sibuk bertanya satu dua, sibuk memastikan apa yang ia lihat, sibuk bilang ini kan ini, itu bener kan, atau ini gambar apa, atau kenapa namanya begini. Baru nengok hp sedikit habis jawab pertanyaan sebelumnya, dia sudah melempar pertanyaan lagi. Tapi itu konsekuensinya, merepotkan yang menyenangkan.

Lalu Ummi memanggil, katanya sebentar lagi buka. Saat menunggu adzan yang masih 5 menit lagi(5 menit lama, kan?), Fatih sudah mengeluh, bilang harusnya biarin aja nunggnya sambil baca. Tuh dek, jadi keranjingan kan :") ?

Anak-anak selalu butuh waktu orang dewasa. Sementara aku sering sibuk sendiri dan masih kurang ngajak bermain. Fatih kalau protes aku pulang malam suka bilang, pulangnya sore aja Mbak. Lalu aku bertanya, biar apa? Dia jawab kalau nggak ya nggak papa biar ada di rumah aja, jawaban lainnya, main-main sama Fatih. Anak segitu kecanduan gadget sebenarnya ada faktor karena orang dewasa di sekitarnya juga. Maaf ya Dek :"

26 Mei 2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar