Rabu, 27 Februari 2019

Aku yang (Tidak Mau) Di Situ-Situ Saja

Barangkali bagimu aku yang ke mana-mana, sementara kamu merasa kamu yang di situ-situ saja. Yang kamu lihat, aku pergi menuntut ilmu ke negara-negara yang jauh. Presentasi dan penelitian di negara empat musim. Berbicara dari auditorium ke auditorium. Yang kamu rasa, kamu tetap di kota kelahiranmu. Terjebak dengan rutinitas kerja yang kau selingi dengan kegiatan-kegiatan kecil. Nyatanya, justru bagiku, kamulah yang ke mana-mana. Aku yang disitu-situ saja. Terpaku pada alamat yang sama. Yang sudah dikenali dengan baik oleh peramban gawaiku. Mereka kenal baik huruf awal namamu yang kuketikkan, untuk memunculkan saran alamat laman. Yang barangkali, kamu tidak pernah tahu.

Aku yang disitu-situ saja. Membaca setiap jenak kehidupanmu. Ikut bertualang bersama arah langkah kakimu. Ikut merasa sedih, senang, susah, bahagia, semangat, lelah. Ikut mencintai mimpi-mimpimu. Menyusuri arah pikirmu yang sederhana namun bagiku memesona. Dan, tentu saja, selalu penasaran terhadap segala hal di baliknya. Apakah kamu benar baik-baik saja?

Aku yang disitu-situ saja. Mengetikkan apa kabar yang lantas kuhapus karena malu. Tidak sabar menunggu cerita baru nyaris di setiap jeda waktu. Sampai akhirnya aku sadar, jika aku tidak lagi mau menunggu semua kabarmu, aku tidak bisa disitu-situ saja. Jadi barangkali, apakah ini tinggal soal aku yang menimbang tentang waktu? Tapi...

Kalau mereka bisa bicara, peramban ponsel dan laptopku mungkin akan bilang, kami bosan mengunjungi rumah yang sama. Aku? Tentu saja kamu tahu, rumah tidak akan pernah membuat penghuninya bosan. Jadi, barangkali, aku sudah menemukan rumah. Kurasa ini bukan tentang waktu lagi. Aku tidak mau disitu-situ saja. Aku hendak menujumu, setelah bulat ku menujuMu. Aku mau pulang. Pulang ke rumah.
---
#sungguhaninifiksiyangterlintashanyadariduakalimatsepanjangperjalananpulangyangentahmengapadaribanyakpikiranjadikosong; Barangkai bagimu aku yang ke mana-mana, sementara kamu merasa di siu-situ saja. Padahal justru aku yang ada di situ-situ saja, terjebak pada alamat yang sama....
mungkin setaun dua taun lagi kalau aku baca ini aku akan ketawa dan malu

2 komentar:

  1. Balasan
    1. Alhamdulillah, terima kasih ๐Ÿ™๐Ÿป๐Ÿ˜Š
      mohon doa semoga bisa ada lanjutan-lanjutannya ye

      Hapus