Jumat, 15 Februari 2019

Terima Kasih

untuk quotes ini, terima kasih. Aku ingat rasanya mendoakan orang yang aku sampai merasakan deg-degannya orang yang kudoakan. Quotes ini meningatkanku pada pengalaman itu. Terima kasih webtoon Pak Guru Inyong yang hadir dan memberi teladan dari hal-hal sederhana.


untuk hujan pagi ini, terima kasih. Biar hujan dan hal-hal yang menjadi pikiran melebur. Meski sulit dinikmati kala kerja mengejar-ngejar diri. Tapi hidup memang begitu kan? Kita selesaikan, ya. Satu-satu.


untuk lagu ini, terima kasih. Ngga tau kenapa kebawa dan kayak pengen menumpahkan cerita-cerita. sebentar tapi terngiang.


untuk obrolan makan siang soal menjadi orang tua yang tidak mudah, terima kasih. bahwa cerita soal rumah tangga teman lainnya yang dibangun dari tidak tahu apa-apa, belum bisa masak dan belajar parenting, semua bisa asal saling menerima dan saling dukung keduanya; suami dan istri; ibu dan ayah. Bahwa kita sama-sama sepakat soal bentakan yang meninggalkan luka (aku pun punya kenangan dibentak whether lawan bicaraku tidak). Pembicaraan soal peran orang tua yang masih kurang ikhlasnya, masih memaksakan ego sendiri, dan mencarikan aktivitas anak justru agar bisa ditinggal. Lain kali kuceritakan terpisah. Dan pertanyaan di langit-langit tentang apakah bisa jadi orang tua yang baik?
Semoga bisa, ya.
Kalau kata Tyank dulu, emang yakin akan jadi Ibu? Bukan maut yang duluan datang?
...
banyak benarnya...


Untuk email ini, terima kasih. Kadang-kadang Allah kasih jalan pada hal yang paling tidak diduga. Setelah itu dapat balasan email yang menyuaul selanjutnya. Email sapa-sapa aja sih. Tapi senang :')


untuk segala hitungan matematika, segala testing dan penantian, terima kasih. InsyaAllah malam ini rilis ya kita. Walaupun ternyata belum bisa pulang sore meski sudah mengusahakan datang pagi :') 
Gapapa, Allah selalu punya perhitungan atas segala kebaikan.

Juga untuk file ketikan yang belum selesai. Cerita-cerita yang kubaca ulang. Terima kasih. Aku sering merasa inferior di hadapan banyak orang. Tapi, menerima diri sendiri adalah kunci. Untuk terus bersyukur dan mengimprove diri. Semoga kelak juga ada saling menerima dan tumbuh bersama. 
Semoga.


Semalam mau nulis randomthings dan belajar syukur belum selesai dan jadi draft aja.

(Masih di) Badr
Tadi datang sepi. Sekarang juga.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar