Senin, 18 Februari 2019

Tentang (Musikalisasi) Puisi

Kalau kata judul buku Joko Pinurbo, Selamat Menunaikan Ibadah Puisi

Kemarin baru tahu kalau ruangbaca ngeluarin album. Dulu terbangnya burung sempat menemani hari-hari saya mengetes statistik grup yang (juga) bermain dengan rumus di bilik kecil ruang yawme waktu masih disekat. Dulu saya pernah selintas menulis soal itu di sini. Itu videonya masihan rekaman pentas mereka disuatu acara. Sampe nyari teks puisi aslinya. Suka sekali alunan nadanya.

April 2018, dua pustakawan ini menikah~so they become pustakawin ceunah. Ikut senang waktu keduanya memutuskan untuk bersama :'). Dan pada momen ini, mereka merilis lagu bersama. Waktu itu baru ada di soundcloud. Dan dulupun masih pake foto mereka, sekarang gambarnya udah ilustrasinya. Kalo ga salah pas itu di IG mereka bilang soundcloud downloadnya terbatas dan sayapun bisanya denger streaming aja. Sukaaaa sama lagunya. Menggambarkan kehidupan perpustakaan dan pertemuan. Meninggalkan hingar bingar perkotaan dengan tenggelam pada buku-buku.

Dulu sempet mikir, kenapa karya mereka kesebar-sebar dan dari rekaman-rekaman pentas gitu. Kayak belum ada officialnya terus masih dikit. Eh lama gak mainan ige ternyata mereka bikin album ya. Finally.
.
Lalu tadi aku buka twitter. Ada retwetan Abdur Arsyad. Beliau ini standupcomedian yang menikah juga dengan standupcomedian. Saya awalnya tau dari retweetan temen soal video matematika yang dibuat oleh Abdur dan saya jadi kepo ke tulisan-tulisan masing-masing pasutri ini soal surat untuk anaknya. Manis sekali. Mereka pandai berkata-kata dan kalau nulis sura buat anak tuh ga keliatan standupcomediannya. Dulu ada kata-kata yang saya suk dari blog mereka dan saya kutip di sini.

Lama ga mainn ige (aha kasian jadi tumbal mulu, padahal saya juga baru follow mereka hari ini), saya kan penasaran ya kok lama ga ada edisi lanjutan surat untuk anak. Mestinya udah lahir dooong. Terus karena tadi gasengaja liat di twitter saya jadi buka ige mereka lagi dan kubaru tau mereka juga buat video-video puisi bersama gitu. Sok dilihat aja di igenya kalau penasaran Tapi kalau lagi puisi mode atau kata-kata mode gini emang gak keliatan standupcomediannya. Padahal mah berpasangan ya mereka, ga satu doang.

dua pasangan ini kayak apa yang dibilang ruangbaca di igenya:
Quote di hari sumpah pemuda
"semoga setiap pemuda dan pemudi saling menemukan dan mencintai agar gerakan berumur lebih panjang" 
-kak Nunu dan kak Mato, pengelola @thefloatingschool, pasangan yang belum sebulan menikah.

.----
Sampe aku kepikiran. Dulu ada temen kantor yang suka puisi. Tapi sebelum aku bahkan bilang mau pinjem buku puisinya,dia tidak bertahan lama di kantor. Lalu aku jadi kepikiran untuk beli di googleplay aja, lebih murah. Eh jadi kepikiran lagi, pinjem online di ipusnas aja deh buat lihat dan baca buku-buku kumpulan puisi.
.
Dulu pernah beberapa kali ikuta project musikalisasi puisi. Cuma dua sih, di musywil sama di milad nasional flp. Favorit aku waktu itu liat video musikalisasi Stasiun. Pas itu aku gak tahu apa-apa ada project itu. Tau-tau ada aja. Padahal artis utamanya FLP angkatanku.


the team, dan our multitalented pencipta puisi, lagu dan pemain gitar, drh. Lian
*inget banget pas latihan aku dapet cerita Mbak Lian magang di kebun binatang dan cerita soal sariawannya ular :")

our mentor, Uni Yova, yang membua kami percaya bahwa bisa cium lutut itu bukan soal berat badan orang, wkwk. Uni paling keras soal minta kita jaga makan dan no goreng-goreng. Yang paling lucu adalah, suatu malam habis latihan pernah aku makan sama Tyani di warung sop. Aku pesan sop telur. Pikirku kan telurnya ya telur rebus gitu ya, namanya juga sop. Dan udah bayangin makan makanan berkuah hangat. Etapi sopnya sop telur ceplok donggggg!!! Aku sama Tyani ketawa, terus ngabisin makan sambil ngerasa bersalah.

forte bersama geng akustik edsacoustic

semacam semacam inilah waktu itu. kangen ya main gini gini lagi.

lalu aku jadi ingat Sajak Februarinya Helvy Tiana Rosa (eh ini Februari pas banget!!!)
terus pas nyari link tulisan di atas nemu tulisan lama ini, hmm. Semoga kelak beneran bisa buka taman baca, lalu ingat pustakalana, ingat acara kemarin, ingat buku yang aku sebut di ruma Tante Ima atau Ifa, aku dapat buku secondnya.
Waktu berubah. Cita-cita masih sama. Cara mewujudkannya, semoga bisa terus diperjuangkan :")
Anak-anakkuuu maafkan aku yang tadi tidak ke perpus :""

5 komentar:

  1. kamu kenal sama personelnya Ruangbaca fit? kalau kenal tolong tanyain itu kenapa buat lagunya bagus-bagus banget sih, elah, sebel...

    BalasHapus
    Balasan
    1. beluum belum kenal. yang aku penasaran, apakah mereka buat puisi dulu lalu dilagukan, atau buat lirik lagu langsung, atau ngumpulin kata yang berima dulu, atau gimana ya proses kreatifnya?

      Hapus
    2. Terus kamu tahu dari mana fit? Kupikir bisa jadi semuanya mereka rasakan, terkadang ada nada-nada terngiang di kepala, atau kata-kata bersajak terangkai di kepala, atau bisa jadi sebuah kisah yang siap diceritakan dalam bait-bait nada. Tapi, satu hal yang keren adalah, mereka membuat jadi nyata dan berjuang untuk itu. Fufufu :"

      Hapus
    3. aku tau dari instagram @katakerja yang mempos tulisan medium ruang baca di https://medium.com/@ruangbaca65/menjadi-pustakawan-a0ac6d64f249 kalau tidak salah sambil mencantumkan akunnya di @ruangbaca

      lalu kupenasaran, lalu ku menyukai tulisannya :")
      mengikuti instagram mereka lalu mengetahui beberatpa penampilan musikalisasi mereka, dulu taunyamah terbangnya burung aja sebagaimana postingan di sini https://fitrihasanahamhar.blogspot.com/2018/01/the-awesomer-ruang-baca-terbangnya.html

      iya ya, membuat jadi nyata selalu menarik dan mengagumkan. pertanyaannya, apakah mau mendupliaksi mewujudkan hal menjadi nyata untuk setiap hal yang dicitacitakan? *menampar sekali untuk diriku heuheu

      Hapus
    4. lha dirimu tau ruangbaca dari mana mi emang?

      Hapus