80 menit itu mengalir, begitu saja, dengan putus-putus yang berulang kali karena turun naiknya sinyal . Kau sambil menyetrika, dan aku bahkan harus naik-naik di atas kasur, mengarahkan telepon genggam ke atas seperti gaya patung pancoran.
Tapi tetap saja menyenangkan .
80 menit itu ada pada telepon genggam, yang menghubungkan aku dengan kau. Di jarak yang ratusan kilo dari sini, dan sebentar lagi kian menjauh. Tanpa paketan telpon murah yang kulakukan akhir-akhir ini .
80 menit itu sederhana, berisi cerita-cerita dan saling berbagi. Bertanya minta pendapat. Saling bercerita, dan menggerutu,"ngapain sih tuh orang?", kemudian tertawa lagi. Riang. Dan memang, sebenarnya itu yang selalu kita inginkan, bukan? Tawa riang seperti dulu, saat kita masih bersama :")
80 menit itu penuh mengenang, bercerita dan mengungkit lagi hal-hal di masa lampau. Ah, padahal kita juga sudah sama-sama membicarakannya di waktu dulu. Tapi, mengingatnya selalu membuat tertawa, ya. Membicarakan betapa konyolnya masa-masa dulu itu. Hahaha :D
80 menit itu sebenarnya mungkin seerhana. Tapi bagiku itu sungguh menyenangkan. Bisa kembali bercakap dengan orang yang dulu bahkan dapat kutemui tiap hari, tempat cerita dan tertawa selama ini. Di mana kita sama-sama berbagi dan menertawai. Walaupun begitu, kita selalu belajar, bukan? Untuk selalu menjadi pribadi yang lebih baik. Seperti betapa aku kagum padamu dulu. Dan sms terahirmu yang mengindikasikan itu--walau ternyata kenyataannya tak begitu, hehe :D
Terima kasih, teman. Aku selalu menunggu menit-menit semuanya menjadi nyata kembali. Bukan hanya seperti tadi : 80 menit dari telepon genggam. Aku akan selalu rindu saat-saat di mana kita bercengkrama di belakang tiang masjid, bercerita di jalan menuju kantin, atau bahkan suara ledekanmu saat mau ambil nasi untuk sahur esok hari tapi malah jadi sembunyi karena terlanjur jalan menghindari. Hahaha, gugup itu masih saja ya dulu. Entah sekarang bagaimana :D.
Selamat jalan teman :D ! Doaku selalu : sukses ya di sana !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar