Kamis, 22 November 2012

Dear Nida

Ya Nida. Kau benar. Entah mengapa kau selalu benar.
Setidaknya, untuk masalah ini. Untuk cerita ini.

Bahwa bahwa bahwa .
Tulisanmu, puisi-puisi itu. Jangan Berpikir Begitu.

Oh dear,
tulisanmu benar. Benar sekali.

"karena kita tak pernah bisa mencintai tanpa memberi, begitu bukan?

bukan untuk mendapat balasan, tapi memang tanpa alasan
bukan lagi 'usaha', tapi itu bagian dari naluri menyukainya"


Dear Nida,
bukan, bukan karena ada momen tertentu, momen hebat, istimewa saya cerita ini. posting ini.
sebenarnya sudah sejak lama saya ingin.

yayaya~ saya tahu, beberapa menit lalu melunjakkan niat saya yang akhirnya mengimplementasikan niatan menjadi kenyataan. Akhirnya nyata juga tulisan ini. Di sini, di blog saya. Rewrite dari tulisanmu beberapa waktu lalu.

Halo perasaan, ajaib sekali kau?
jadi apa mau kau? apa mau kau menguasai banyak hati? apa mau kau memengaruhi emosi? apa kau diciptakan hanya sebagai bunga kehidupan? apa sekedar itu? kenapa kau ada untuk mengadakan yang tiada? kenapa kau ada meniadakan yang ada? kenapa?

dan kenapa kau membuat manusia kadang jadi sulit berkata-kata? kenapa kau malah membuat bungkam? kenapa kau membuat hati menjadi mulut, ribut sekali ia berkata, ribut sekali ia bercerita? kenapa membuat yang menyembunyikan jadi tak sabar? kenapa kau membuat bungkam semua yang sudah terlanjur? kenapa kau membuat banyak pekerjaan ditunda-tunda?

dan kenapa engkau mengubah rindu menjadi doa? tidak hanya itu, baiklah, kenapa kau membuat -tidak hanya rindu- terinterpretasikan menjadi doa?

Baiklah, ada yang bilang kau irasional. Tak tahu mengapa, tak tahu. Hanya menyerahkan semuanya pada hati. Biarlah ia bicara, biarlah ia meminta. Biarlah biarlah biarlah~

Tapi sebenarnya ia sedikit demi sedikit akan rasional. Jika kita tahu apa hakikatnya. Tahu untuk apa sebenarnya. Tau maksud segala segi fitrahnya. Dan itu yang mungkin harus kita cari. Kita gali. Memperdalam.

Ah Nida, aku mau cerita...

Dear Nida, ini tentang perasaan, ini tentang hati. Yang sedari dulu kita bicarakan. Yang sedari dulu kita perbincangkan.
Hei, bukan kita saja yang merasakannya. Semua orang : juga. Pada siapa saja.

2 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. penuh emosi.
    pasti nulisnya gak berhenti-berhenti.
    soalnya, jari kerja buat apa yang ada di hati.
    iya kan?

    hahaha.

    #kangenbanget.
    sayangnya besok kak fitri nggak ke roadshow :(
    surat udah diterima dua hari lalu :)
    insyaalloh kirim senin.

    BalasHapus