Kamis, 01 November 2012

Shalat Itu Kebutuhan

Baru saja saya buka wall grup facebook angkatan saya tercinta, Gycentium Credas Disorator, teman tiga tahun seperjuangan yang menyenangkan dan sungguh membanggakan :)
saya terharu atas suatu postingan di letak paling atas dan sebenarnya postingan itulah yang ingin sekali saya publish di sini. Tapi berhubung panjang dan agak luas jangkau temanya, akhirnya saya putuskan untuk menulis, atau lebih tepatnya menyalin postingan ini dulu.

Saya pikir, baik bila yang tahu, paham, mengerti, bukan hanya teman-teman seangkatan saya, tapi juga pembaca yang kebetulan mampir dan singgah sejenak di site saya ini :)

Jadi ini pertanyaannya :



masmas mba-mba, mau nanya dong !
gimana sih cara kita buat bikin sholat itu jadi sebuah kebutuhan... jadi kita tuh bisa sholat pas waktu awalnya, jamaah dimasjid... ga sekedar yang penting sholat.... gimana caranya biar kita justru nunggu-nunggu waktu sholat.... bisa nambahin sholat sunnah juga dan yang penting bisa konsisten gitu .. ?

*Jogja : Khalid Adil, Deta Utama, Iskandar Zulkarnain

Dhuha setelah pengumuman UN, Masjid MAN Insan Cendekia



Jadi gini beberapa jawaban yang ada di sana

1. Harus tahu tujuan sholat, dan juga harus paham mengapa melakukan sholat. 

2. harus merasa kalo kita butuh Allah dan g ada apa-apanya tanpa Dia

3. Baru berasa ya godaan diluar sangat besar. 
Bener yg pertama tapi yg paling penting lagi jangan sekedar 'pengen/butuh di kepala aja' tapi ga dilakukan. ini kan ga melulu 'apa yg dipikirkan tapi apa yg dikerjakan'. ga usah muluk2 dulu...mumpung masih muda..jadikan aja kebiasaan...krn ibu juga awalnya dari membiasakan diri dulu misalnya ga biasa telat ya dari dulu dulu.Jadi sampe skr ga bisa kalo telat..ngajar/janjian sama org. apa kemudian itu disebut kebutuhan (menurut ibu sih karena kebiasaan jadinya kebutuhan), kalo yg ibu maksud g terlalu pas biar Allah yg menilai, kita mah usaha terus..sambil cari tahu dg banyak baca, bertanya dan praktek. Jadikan semua hal yg baik yg qt lakukan itu (solat de el el) sebagai bentuk rasa SYUKUR qt kepada Allah krn qt ga bisa membayar apapun yg udah Allah berikan sama qt. masak harus dikasih MUSIBAH dulu baru qt bisa mendalami & ngerasain artinya 'Butuh disayang Allah'. ga akan pernah rugi melakukan kebaikan (solat de el el) karena balasannya sepuluh kali lipat dibanding keburukan. al-an-am 160. itu kalo masih ngerasa dan percaya jadi org islam :-). ya hidayah itu kudu dicari bukan ditungguin. ga semua org dapet berkah dengan hidayah2 yg terjadi pada beberapa org di dunia ini. 
*Bu Evi, wali asrama 3 tahun Gycentium Putri :)


4. kalo yang gw tau, solat itu tingkatannya ada 3:
1. Solat sekedar menuhi kewajiban
2. Solat karena takut kena azab
3. Solat karena merasa butuh untuk solat

mudah2an masuk yang nomor 3 deh

5. ini sempat didiskusiin waktu mentoring, katanya untuk masalah ini dilakukan secara bertahap, ga bisa kita lakukan sekaligus (bisa sih, tapi bakal berat) jadi jika kita kan udah sholat lima waktu, namun baru sekedar memenuhi kewajiban sholatnya, entah tepat waktu atau malah di akhirkan sholatnya... solusinya itu kita perbaiki aspeknya satu per satu, mungkin kalau belum di awal waktu, biasakan di awal waktu sekarang sholatnya walau mungkin belum berjama'ah di masjid. habis udah di awal waktu baru biasakan berjama'ah ke masjid. kalau udah juga kita laksanakan, barulah ditambah dengan sholat2 sunah. apa lagi tu? baca qur'an abis sholat belum? tambah lagi baca qur'an abis solat sunahnya... jadi memulai kebiasaan ini secara bertahap, insyaAllah tidak akan memberatkan. 

Shalat itu...
Shalat itu memang kewajiban, dilakukan setiap hari sebagai ibadah wajib bagi umat Islam. Shalat itu dibilang tiang agama. Dibilang juga apa-apa yang jadi cerminan tingkah laku kita sehari-hari. Pernah dengar? Jika ia baik shalatnya, maka baik pulalah seluruh perbuatannya.



فَإِنْ صَلُحَتْ صَلُحَ سَائِرُ عَمَلِهِ، وَإِنْ فَسَدَتْ فَسَدَ سَائِرُ عَمَلِهِ

Bila shalatnya baik maka baik pula seluruh amalnya, sebaliknya jika shalatnya rusak maka rusak pula seluruh amalnya.”

(HR. Ath-Thabarani dalam Al-Ausath, dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu dalam Ash-Shahihah no. 1358 karena banyak jalannya)
sumber : http://abuzuhriy.com/baik-shalatnya-baik-amalnya-baik-hatinya-baik-shalatnya/


Saya dulu pernah terkesima dengan cerita seorang kakak kelas saya saya smp. Kakak ini tingkat aliyah dan pada saat itu tampaknya ia sedang sibuk-sibuknya. Intinya bahwa bagi sebagian orang shalat itu bahkan bisa juga disebut sebagai istirahat. Dan...dia merasakannya.
Shalat itu istirahat. Sejenak mempersembahkan waktu untuk Pencipta. Mengingat, beribadah, benar-benar bentuk upaya pemasrahan diri kita yang keciiil sekali dimata Allah. Bentuk ketundukan, bentuk kehambaan, bentuk bahwa kita ini sungguh tak berdaya tanpa bantuanNya. Sejenak merasakan komuniksi internal denganNya.
Lewat bacaan shalat, lewat gerakan-gerakan.
Shalat itu istirahat. Dari begitu banyak aktivitas dunia. Keheningan, dari sekian hingar bingar keramaian dunia. Shalat itu penyejukan diri, pengembalian diri, dan sekali lagi, pemasrahan diri.
(Saya pernah dapat cerita, suatu ketika seeorang merasakan letih yang amat sangat. Sementara, masih banyak kewajiban dunia yang harus ditunaikannya. Ia merasa lelah sehingga tak dapat rasanya punya waktu sejenak untuk sekedar tidur-tiduran melepas lelah. Dalam shalat maupun doanya, ia meminta pada Allah. Agar diberi kekuatan, dan shalat serta ibadahnya ini bisa jadi suatu bentuk istirahat yang bisa ia jalani. Kalian tahu, bagi sebagian orang, ibadah itu terasa melelahkan, lho. Tapi tidak jika ini dilakukan dengan sepenuh hati, dengan cinta. Bukankah begitu? Ia memasrahkan semua rasa letihnya. Berkata dalam-dalam. Ya Allah, semoga shalat dan ibadahku ini bisa jadi bentuk istirahatku. Ia tahu Allah tahu bahwa ia sungguh letih rasanya. Tapi dengan doa itu, ia memohon agar semangat untuk beribadahnya tak pernah putus, tak pernah kandas terlibas oleh penatnya rutinitas kehidupan.)

Shalat itu bentuk syukur, ya benar. Bentuk komunikasi penunaian hak Allah atas diri kita. Kadang kita nggak sadar kan, atas segala macam bentuk rupa nikmat Allah yang tiada henti itu, sedikit sekali kita berterima kasih. Shalat itu bentuk introspeksi diri. Asal nggak terburu-buru, bener-bener diniati menjalankannya, maka setelah shalat, zikir, doa, kita bahkan bisa ingat atas banyak hal, kembali sadar, dan kemudian bertekad untuk bisa terus memperbaiki diri. Lewat doa-doa selepas shalat pulalah kita akhirnya berharap, meminta pada Allah agar dapat menjadi seseorang yang lebih baik lagi.

Jadi, ya shalat itu memang kewajiban. Tapi kalau kita paham bahwa shalat itu untuk apa, dan bisa memberi efek apa bagi diri kita, menyelami makna itu semua, maka : Ya, shalat itu suatu kebutuhan.

-semoga bisa saling mengingatkan,
Wallahu a'lam bish shawab, kesalahan murni dari saya, sementara kebenaran datang dari Allah :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar