Hari ini kita bertemu. Ah, kuralat. Aku melihatmu. Karena sepanjang yang aku tahu kita belum pernah saling mengenal. Aku hanya menghafal kamu yang datang setiap senin pertama tiap bulan dan menyambangi rak buku yang sama.
Dan binar matamu yang selalu menyenangkan telah kutangkap setiap kamu terpaku di rak buku favoritmu. Dan itu telak membuatku ingin selalu memperhatikanmu dan memperhatikan buku mana yang menarik perhatianmu.
***
Hari ini kamu datang dan ada gurat sedih yang kutangkap waktu kamu berdiri di depan rak buku yang sama. Entah mengapa, aku tidak berani menebak-nebak. Aku mulai rindu melihat binar mata yang biasanya. Namun kamu tetap mengambil dan membaca beberapa buku. Menimbang-nimbang. Membuka ponsel mengecek sesuatu. Memutuskan. Lalu bergerak ke arahku.
Sekian sering kamu datang dan hari ini aku yang bertugas di kasir. Kamu membayar dengan kartu atm yang mengukir sebuah nama. Aku tersenyum, senang meski hanya mengetahui sebatas nama.
***
Hari ini aku menata buku-buku sebelum toko buka. Kemarin ada berkardus-kardus buku baru dari penerbit. Lalu aku terkesiap melihat sebuah nama yang amat kukenal. Hari ini bukan senin pertama tiap bulan. Tapi aku menjumpaimu, dalam sampul buku yang bisa kumiliki dan kubawa pulang.
***
Dalam suatu kesempatan aku kembali bertemu denganmu. Kamu membeli buku-buku dengan namamu di sampul depan. Aku mencari-cari celah. Lalu pura-pura mengamati kartu atmmu dan pura-pura terperanjat. Bahwa aku kaget mengetahui nama yang sama pada kartu atm dan buku yang kamu beli. Kamu tersenyum. Manis sekali. Berbicara satu patah dua kata tentang masa juang dan tunggu yang cukup lama. Jika bagimu itu basa-basi, bagiku itu cerita luar biasa yang kutunggu sekian purnama, untuk mengetahui lebih dari sekadar nama. Ternyata memang aku perlu berjuang menciptakan obrolan, menciptakan momen, bukan menunggu. Ah, dan baru saja aku menyadari itu juga yang terjadi pada cerita bukumu.
Satu orang mengantri di belakangmu. Kamu berterima kasih menerima struk belanja. Lalu menambahkan, maaf tadi jadi curhat, katamu. Aku mengangguk, juga tersenyum.
Dalam hati aku berdoa satu hal.
Semoga binar mata dan senyum manismu tidak akan pernah pudar.
Kamu tahu, tujuan yang sama akan mempertemukan orang-orang dalam perjalanan. Jika kamu belum berjumpa, semoga Allah menjadikannya segera.
-
Jumat sore menjelang maghrib. Mari berdoa.
Suka bet sama "tujuan yang sama akan mempertemukan orang-orang dalam perjalanan". Mari berdoa. lol
BalasHapusHalo anonim,
HapusIya itu saya dapet dari bukunya kurniawangunadi, lupa tapi yg judulnya apa. Kalo kamu baca bukubukunya nanti banyak part yg kamu komen suka banget. Percaya deh *lalujadiendorse *gabisanebakinisiapa
Wuih, akan dipertimbangkan untuk dibaca kalau dipertemukan dengan bukunya. lol
HapusOiya, sorry ini Akmal. Lg males login gegara make lib comp.
Hihi ternyata bener Akmal ya. Sempet ngira Akmal tapi yakin gayakin gitu. Nebaknya gara2 "bet"
Hapus