Senin, 04 Maret 2019

Senin Ini

Datang pagi-pagi, niatan bekerja agak rusak karena segala hal yang berkecamuk. Malah diladenin denger ruangbaca yang direply berulang-ulang sehingga tambah membuat pikiran kemana-mana. Hanya bisa ditutup dengan seka airmata dan tulisan di commonplace baru alias gdocs karena pada akhirnya aku menyadari aku butuh menuangkan isi kepala yang terlanjur lelah ini secara gamblang, dan belum bisa di sini. Kebuasaan menulis tangan pun perlahan kutinggalkan. Tapi ala kulli haal, gitu ya namanya ujian bergantung ke Allah tuh. Meluruskan niat, menata satu-satu. Berpikir soal kuat-kuatan doa. Menimbang kapan perlu bertanya. Pasrah soal file yang terancam nganggur. Menebak-nebak akan ada hal-hal mengejutkan apa lagi hari-hari ke depan. Karena, jangankan hari ini dan besok, pagi dan siang saja bisa berubah, kan? Intinya belajar husnuzooon terus sama Allah walau gak gampang. Tapi percaya ajaaa. Terus tanemin dalam hati. Tapi emang salah sih kalo perasaan ga enak malah play lagu tuh. Itu kayak kamu malah cari pemicu buat tambah resah(ust felix juga peenah bilang gitu). Mestinya dengerin atau baca quran. Inti ya lari ke quran. Kan katanya, seberapa banyak kamu membaca quran? Sebanyak bahagia yang ingin kamu dapatkan. MasyaaAllah.

Meetup sharing umroh yang super. Takeawaynya banyak. Semoga bisa kuniatin nulis dengan baik dan semoga Allah mampukan diri ini ke sana. Pamitan Kak Sarah. Admin baru bernama Nisa. Abidah pulang duluan. Besok dia wawancara, mohon doanya, ya.

Cerita soal lahiran anak. Dari Ismail anak Kak Fahry yang usianya baruu aja dua hari, cerita Kak Salingga yang diakhiri dengan, lo liat gue kuat, bid? Waktu itu gue nangis kayak bayi. Juga cerita Kak Wahyu yang hanya berdua aja waktu lahiran, ketimyka yang cerita yang lain ada orangtua maupun mertuanya. Luar biasa ya support ayah ketika lahiran tuh. Apalagi perjuangan ibunya. Cerita-cerita juga soal hukuman ke Ayyash, sampai tentang kepercayaan ke orang tua. Menyenangkan hati pasangan, memberi kejutan, buat komitmen bersama. Kak Fahry yang beliin bintang di langit dan dikasih nama istrinya. Meskipun aku jadi pendengar aja banyakan, aku senang bisa ikut nyambung obrolan, yang kusenang kalau diajak ibu belanja adalah aku punya waktu bareng. Meanwhile konteks mereka adalah ngajak istri belanja. Kujuga sempat cerita tentang kepercataan ke orang tua dan love language dan tesnya. Dulu pernah dubahas bidah sama ima, tapi maryam lengkap bahas di sini. Kusenang memberi insight baru ke teman-teman yang sudah berkeluarga. Semoga menambah wawasan dan keharmonisan. Anw, ini cukup menghibur diantara kecamuk-kecamuk pagi meski ya masih aja kerasa.

Obrolan tentang kamu pernah infus gak? Enggak. Aku juga enggak. Lalu yang tidak terlibat pembicaraan bilang, oke untuk merayakannya, gue mau denger lagu manusia kuatnya tulus. Lalu kita ledek, jadi playlist seminggu nih. Lalu malah dibalas. Kita lihat saja apakah jadi playlist top 2019?

Amanah-amanah testing yang belum selesai....

Sore membahas indomi arab. MasyaAllah ini lucu banget sih. Mulai dari nyari arti nikahah yang tertera di kemasan, yang awalnya malah ngeledek, cari di gugel trabslate, padahal ternyata ada terjemahnya di belakang. Bahas funfact berat mi instan goreng dan rebus yang beda gramnya, sharing soal indomi jepang atau indomi impor yang mecinnya dikit sampe kak salingga juga cerita indomi UK, sampai apakah masyarakat indonesia mau memilih presiden yang mengatakan indomi mau dijadiin bumn dan subsidi harga indomi di pagi sebelum pilpres dimulai. Tentu saja poin terakhir ketebak siapa yang bilang. Meski semua nyalahin aku yang dituduh mulai. Tapi saya kan bicara realita sementara sana bicara imajinasi, haha.

Lalu rapat dengan artist favorit Bandung, zakiyah sholihah Semoga Allah mampukan kami mengemban ananah ini. Kak wahyu cerita nyari yang bisa bantu di rumah pulangpergi, mungkin karena melihat kak Kai beserta potensinya, juga di tengah urusan anak dan hal-hal yang tidaktbisa diwakili, sementara untuk yang bisa diwakili bisa diwakili. Katanya, sayang potensi dan waktu perempuan kalau untuk melipat pakaian. Lalu mengantar Zaki ke travel, nelpon umi minta ditungguin shalat. Berkemas. Pulang dan meninggalkan amunisi di kantor. Lagi nyoba berpikir, bisa gak ya bagi waktu biar di rumah aku bisa melakukan hal lain. Baca buku atau quran atau apa gitu. Biar besok kulanjut pagi-pagi saja. Well, belum berhasil, tapi mari dicoba lihat beberapa hari ke depan. Ya, sebenernya ada banyak kerjaan yang belum kelar sih. Tapi mikir aja hak tubuh yang belum dipenuhi dari mengisi diri, sampai kalo inget nasehat umi buat dakwah tuuuh~~

Ohiya, tadi baca sekolah buku 5 guru kecilku yang pertama. Inget buku ini kak salingga juga pernah mensyen sebagai salah satu rekomendasi kurikulum mendidik anak. Baca pas bagian kerjasama dan pemahaman suami ke istrinyabtuh luar biasa :') bagian bab alasan kenapa menikah yang justru dominan ceritanya adalah si istri kalau di rumah lagi riweuh, telpon suaminya yang lagi kerja, hanya untuk minta doa atau diingatkan lagi, keajibanya apa (lalu suaminya bilang, membimbing anak-anak ke surga, gakpapa kalau rumah berantakan, cucian numpuk, masak itu-itu aja). Hebat banget ya kerja sama kekgini tuh :'). Dan katanya telpon sejenak yang minta doa tuh bisa jadi energi banget ditengah huru hara kehebohan di rumah :') halaman 187 apa ya tadi wqwq padahal suda tak pegang bukunya

Tulisan ini terinspirasi dari tulisan seninnya Nida'. Tadinya kumau langsung tidur saja. Sebetulnya hari-hari terakhir lelah sekali rasanya. Tapi mungkin itu dominan di pikiran ya bukan fisik.

Oya terakhir, dari bayi yang baru kubuka sepagi tadi. Tqyu bayi, my partner g13 <3 .="" p="">

*Setelah dipos, eh kok banyak ya curhatnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar