Minggu, 05 Mei 2019

Pesan Rindu

Assalamualaikum Ima, Abidah. Besok insya Allah kita bertemu, ya.
Kemarin aku memeluk rindu. Sedari Senin aku baper banget entah mengapa. Zuhur-zuhur di mushala aku terbersit pikiran. Dalam perjalanan, tidak ada yang lebih menyenangkan dari mendapat teman perjalanan yang baik dan menyenangkan, bukan?

Bukan, ini bukan bicara tentang perjalananku. Ini tentang kalian. Murni tentang kalian.
Mungkin seperti Kak Wahyu yang pernah bilang, asik tuh kalau bisa jalan bareng Kak Big (apalagi waktu itu konteksnya umrah). Aku  merasa kalian saling melengkapi sebagai partner perjalanan. Walaupun aku hanya tahu sedikit satu dua tentang kalian dan kerempongannya sepanjang perjalanan. Tapi nggak tahu ya rasanya kenapa terharu banget gitu.

Aku suka kebersamaan kalian yang melengkapi. Kalian yang sama-sama rajin tilawah. Abidah yang suka bertanya dan berpikir, dan Ima yang mudah sekali menemukan hikmah dan merasakan. Kalian yang sama-sama sibuk namun berusaha dengan baik mengatur waktu. Kalian yang sama-sama sibuk namun selalu berusaha memenuhi hak-hak Allah. Jadi, tidak berlebihan kan aku merindukan kalian? Aih, mungkin bukan hanya rindu, tapi iri. Iri dengan segala peluang kebaikan yang kalian reguk. Iri dengan serakan hikmah yag bisa kalian panen. Iri dengan hak-hak Allah yang bisa kalian tunaikan dengan baik.

Aku rindu.
Tapi aku tahu kalian padat agendanya di sana. Pun aku di sini juga mungkin demikian.

Jadi, dengan segala saling melengkapinya kalian, bagaimana aku nggak baper karena ikut senang kalian adalah teman sekaligus partner perjalanan yang baik. Bagaimana aku nggak nanya kabar dan senang waktu dikirimin foto. Bagaimana aku bisa menahan untuk sekedar ngirim chat ke kalian cuma keisi Rindu, udah gitu doang. Bagaimana aku, di tengah nano-nano perasaanku di Senin malam kemarin, hanya bisa kirim pesan rindu dan berterima kasih atas segala usaha dan kerja keras Abidah selama ini, bahkan sebelum aku dapat kabar kalau usaha kalian mendapat juara dua. Atau aku yang hanya bilang ke Ima mau kirim pesan panjang, karena merasakan butuh pandangan pada posisi yang sama, lalu nggak jadi kulanjutkan. Dan nggak berani merusak bahagia itu dengan curhatku yang kalau kuterusin aku bisa nangis. Aku nggak mau merusak perasaan bahagia di tengah kalian.

Nanti kalian datang mungkin banyak cerita yang tak habis diceritakan. Dan aku sebagai orang I akan mendengarkan dan memperhatikan mimik wajah kalian yang sama-sama E dengan sekesama. Memberikan perhatian terbaik yang aku bisa. Sebagaimana biasanya. Semoga aku bisa, ya, fokus dengan cerita kalian. Besok aku punya targetan di ruang sebelah yang belum selesai.

Kemarin Jumat waktu Ima salah tanya ke aku dan ujungnya membahas ke kantor atau tidak, yang aku tangkap Ima bilang iya. Jadilah aku sebelum ke ruang sebelah menunaikan banyak kewajibanku yang tertunda, aku ke ruangan kita dulu. Bergegas. Mau peluk, peluk aja, dak usah ngobrol dulu. Cukup.

Tapi aku sampai ke ruangan dan memeluk...rasa kecewa. Karena ternyata yang kucari tidak ada :")

Tapi ndak papa. Rindu itu bisa disampaikan lewat doa kan?

Fitri,
hampir separuh bulan tidak bertemu
Aku sayang kalian, dan semoga selalu Allah yang menjadi alasan
Tidak ada yang lebih menyenangkan di perjalanan daripada perjalanan dengan teman terbaik, bukan?

Peluk hangat :")
.
Mengirimkan ini dalam rangka memenuhi hadits nabi, yang katanya, kalau kamu menyayangi saudaramu, sampaikan padanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar